Pengantar: Cerita Pendek kali ini merupakan kontribusi tulisan dari Kirsya Cristina. Sehari-hari berprofesi sebagai Dokter, Ibu dari seorang putra dan dua orang putri ini sejak lama sudah mulai sering mencoret-coret buku harian. Kesibukannya sebagai dokter, tidak menghalangi kerinduannya untuk menulis. Ia tidak menentukan jenis tulisannya, apakah puisi, esay atau sekedar coretan isi hatinya.. Kirsya tinggal dan praktek di Ketapang, Kalimantan Barat. Selamat membaca.
Ku teringat akan
dua anak manusia. 19 tahun yang lalu, ku tahu kisah kasih mereka. 19 tahun yang
lalu, ku dapat merasakan suka yang mereka alami. 19 tahun yang lalu, kala
mereka dihadapkan pada kebimbangan hati dan pilihan yang sulit, aku hanya bisa
diam tertunduk. 19 tahun yang lalu, bahtera hidup membawa mereka ke dermaga
yang berbeda. 19 tahun berjalan, aku melihat mereka dari kejauhan.
Ada yang berubah
dalam hubungan antara mereka berdua tapi tidak ada yang berubah hubungan mereka
dengan aku. Cerita hidup mereka datang mrnghampiriku silih berganti. Doaku
selalu mengiringi kemanapun mereka pergi. 1 tahun yang lalu, duka melanda satu
diantara mereka. Kehilang belahan jiwa bukanlah hal yang mudah utk ditapaki.
Tak sedikit suport mengalir untuknya tapi himpitan agar tetap tegar pada diri
dan anak semata wayang terasa kian menyesakan. Tangan menggapai butuh pegangan,
jiwa menggeliat butuh sandaran hati.
Dan hempasan
gelombang mempertemukan kembali mereka, dua anak manusia. Mereka kembali terdampar
ke masa 19 tahun yang lalu. Bias-bias sinar yang mereka kira sudah redup,
kembali terlihat secercah. Terhenyak dengan kenyataan kalau api itu belumlah
padam. Takut resah gelisah bercampur rindu bahagia meniti hari demi hari. Bagai
merajut benang sutra menjadi kain yang semakin lama semakin terlihat indah.
Pesona itu sulit untuk dielakan, semakin dijauhkan semakin mendekat, semakin
dihindar semakin melekat. Apakah ini rahasia Ilahi, Dia lah perancang nasib
anak manusia yang paling jenius karena ciptaanNya adalah yang terbaik.
Untuk Kalian
Sahabatku: Dua Anak Manusia.
Ketapang: 6
Desember 2014.
No comments:
Post a Comment