Mercedes Benz versus Sepeda [Onthel]
Pernah menden gar
atau membaca kutipan “Uang tidak dapat membeli kebahagiaan, tetapi saya lebih
memilih menangis di dalam Mercedes benz daripada di atas sepeda?” Ada banyak kutipan
serupa yang intinya kurang lebih sebelas-duabelas.
Atau malah mungkin Anda pernah memakainya sebagai Display Picture? Tahukah
artinya?
Hidup memang (selalu) merupakan sederetan pilihan. Saya sendiri selalu bilang, kalo bisa memilih, saya akan pilih untuk tidak [perlu] memilih”. Tau
Baiklah, kita kembali dulu ke subject matter awal. Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan (money can’t buy happiness…), menurut saya juga itu benar. Kalau saya mampu membeli Mercedes Benz atau benda mewah apapun (analogi dari keadaan makmur atau kaya-bin-raya, pasti saya akan mampu beli sepeda [onthel] Masalahnya saya pakai kata-kata sepeda Onthel atau sepeda jengki, karena saya memang suka dan pingin punya! Tapi hari genee … sepeda jenis gitu harganya juga udah ga murah, karena termasuk benda koleksi alias barang antik! Tapi tetep aja dipakai sebagai analogi (gambaran hidup miskin). Okelah, saya akan lebih serius.
Andai saja Anda memang (mampu) punya mobil sekelas Mercy keluaran terakhir. Harganya jelas mahal dan gak semua
Masalahnya adalah, kenapa juga kalau sudah
sanggup beli dan pakai mercy masih (suka) menangis? (analogi dari kondisi hidup
atau situasi sedih, sengsara, nelangsa alias tidak
bahagia). Apakah karena Anda jarang kumpul keluarga? Kesepian? Tidak akur dengan
istri/suami/anak/saudara/orang tua/kerabat/tetangga? Atau segambreng alasan
lain? Hhhhh… saran saya, kalau Anda memang sudah amat makmur dan masih sering
menangis, ya… jangan menangis di mobil lah! Kenapa masih suka menangis atau
sedih atau nelangsa? Kenapa kemakmuran Anda tidak dipakai saja untuk
membahagiakan oran g
lain? Kalaupun Anda sedang galau dan tidak punya mood untuk “ngapain juga”
daripada mejeng pakai mercy trus pergi ke pantai trus menangis sesenggukan,
emang keren yah? Lebih baik bahagiakan orang lain (pakai kemakmuran Anda), maka
kebahagiaan akan datang dengan sendirinya. Realita hidup bukan seperti drama
seri Korea !
Drama atau film dibuat karena memang ada dan diangkat dari banyak kejadian
riil.
Daripada menyesali keadaan (= menangis), dimanapun tempatnya, apakah di dalam mobil mewah, atau di atas sepeda butut atau becak, mending Anda periksa diri kenapa Anda (harus) menangis. Kejadian atau situasi apa yang membuat Anda sedih? Kalau memang cuma sanggup punya sepeda yah gunakan aja semaksimal mungkin, paling engga buwat olah-raga, supaya sehat lahir-batin, saya jamin Anda tidak akan menangis diam-diam (-dan inget…gak usah pilih-pilih tempat-lah!). Kalau Anda naik-turun mobil mewah tapi masih sering nangis juga, lebih baik cari rohaniwan, atau periksa ke dokter, apakah Anda sehat lahir-batin? Berapa banyakpun Anda keluarkan atau punya uang akan sia-sia kalau batin Anda tidak sehat. Ujung-ujungnya Anda akan cari waktu buwat nangis sendirian…!
Daripada nangis di dalam
Bottom line, bersyukur saja atas semua yang ada pada kita saat ini, gunakan semaksimal mungkin, sambil terus berupaya menyelesaikan masalah yang sedang didhadapi (ketimbang terus menangis!) dan mencoba lebih baik lagi (apapun itu), jelas harus dibarengi doa supaya diberi pikiran jernih untuk bertindak.. GBU all..
Salam.
No comments:
Post a Comment