Tembang
ini pertama kali direkam tahun 1989, mengisahkan betapa AJ mengasihi kedua
orang tuanya dan bagaimana dahulu kala, oran g
tua Ala n
Jackson (AJ) membesarkan keluarga dan saudara-saudara AJ di rumah mereka yang
awalnya dibangun dari bekas gudang peralatan/perkakas.
Lagu country ini dibuat hanya sebulan setelah keluarga Jackson
pindah dari Georgia ke Nashville , akibat perasaan
rindu kampung halamannya. *)
Apa yang arti tersembunyi dari “Loving tribute AJ *) kepada oran g tuanya?”, saya
mencoba mencoba merangkumnya.

Dalam perasaan
merindukan suasana “home” di kampung halamannya AJ juga mengenang betapa dulu *Daddy
Gene dan mama Ruth diberi dan menempati sepetak rumah yang dibangun oleh Kakek Jackson dari bekas gudang
peralatan yang dibuat dari gelondong kayu dari dua batang pohon, dibangun
tembok dan jadilah rumah tinggal / And they made their house from a tool shed Granddaddy rolled down on two logs
And they built walls all around it And they made that house a home …luar
biasa! Selanjutnya AJ ingat bagaimana mama Ruth and daddy Gene membesarkan
mereka dan mengajari anak-anaknya segala yang harus mereka ketahui mengenai peri-
kehidupan dan hidup secara baik-baik/ They taught us 'bout good living They taught
us right and wrong.
Inilah (menurut
saya) yang jadi esensi “homesick” AJ,
yaitu bagaimana orang-tuanya membangun “rumah” - from barely-out of nothing menjadi sebuah keluarga
bersahaja yang demikian hangat, rukun, penuh cinta, sejahtera, maka tak pelak, tanpa
ragu AJ mengatakan “tidak ada lagi tempat di kolong langit ini yang aku sebut
sebagai rumah/ Lord there'll never be another place In this world I'll call home.
Di bait
selanjutnya AJ dengan nada bangga dan penuh cinta, mengisahkan bagaimana mama
Ruth berjuang untuk keluarganya, di mana AJ adalah bungsu dari lima bersaudara (keempat
kakaknya semua perempuan)/My momma raised five children, four girls, then there
was me. Mama Ruth adalah seorang ibu rumah tangga sejati, pasrah dan
taat dan yakin pada apa yang jadi kehendak-Nya, yang hanya tahu mengurus rumah
tangga dan keluarganya, kecuali waktu-waktu nyambi kerja sebisanya untuk sekedar
membantu bayar-bayar tagihan/ She found her strength with faith in God and love of
family/She never had a social life, home was all she knew except the time she took a job, to pay
a bill or two
AJ tentunya sangat
bangga akan Daddy Gene, seorang montir pekerja keras, alias mekanik mobil
“biasa-biasa saja” dengan penghasilan gak-lebih-gak-kurang, tapi berjuang
mati-matian mengerahkan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk keluarganya/ My daddy
skinned his knuckles on the cars that he repaired/ He never earned much money
but he gave us all he had.
Saya menyukai
lagu ini, utamanya karena memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah “rumah”
sederhana sekalipun, dapat menjadi rumah yang amat sangat berarti bagi
penghuninya. Dalam tembang ini AJ rasanya ingin mengatakan, sebuah
“rumah/keluarga” akan menjadi “rumah” yang hangat, rukun, sejahtera dan penuh
kasih dan dirindui, bukan karena keadaan (bangunan) rumahnya (yang hebat atau canggih),
tetapi karena diisi dan dipenuhi dengan kehangatan, kasih sayang, kerukunan,
kesederhanaan sikap hidup dan rasa syukur dari seluruh penghuninya.
Have a nice day. God bless you all.
Rst. 09092013
Video clip: http://youtu.be/JXP6kQvRRxs
* dari berbagai sumber
Kata-kata dialek:
-
pas-pas-an / =
tidak lebih tidak kurang
-
langgeng =
abadi, kekal
-
bungsu = anak
paling kecil
-
di kolong =
(keterangan tempat) di bawah
-
nyambi kerja
= bekerja sambilan, paruh waktu
-
gak / enggak
= tidak
-
mati-matian =
berusaha keras
No comments:
Post a Comment